Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Belajar itu sendiri menurut Knowles adalah suatu perubahan dalam perilaku, keterangan, pengetahuan, pemahaman, sikap, keterampilan atau kemampuan yang dapat dipertahankan dan tidak dapat dianggap berasal dari pertumbuhan jasmaniah atau pengembangan polapola perilaku yang terwariskan.
Dcecco dan Crawford mengemukakan belajar sebagai proses perubahan perilaku, artinya seseorang dikatakan telah belajar, bila ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya. Dalam kenyataannya tidak semua perubahan tingkah laku terjadi karena proses belajar. Ada perubahan tingkah laku yang terjadi karena faktor kelelahan, pengaruh obat-obatan, kemasakan dan pertumbuhan fisik. Perubahan tingkah laku yang terjadi karena pengaruh hal- hal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hasil belajar atau kegiatan belajar menurut Lindgren.
Suryabrata berpendapat bahwa belajar merupakan proses terjadinya perubahan pada individu baik lahir maupun batin dan bersifat positif, yaitu perubahan yang menuju kearah perbaikan. Namun tidak semua perubahan yang terjadi disebabkan oleh proses belajar misalnya pada bayi yang semula tidak bisa memegang benda kemudian dapat memegang, hal ini terjadi karena proses kematangan (maturity).
Cronbach mengatakan bahwa manusia dalam interaksi dengan lingkungannya sering mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang dapat mempengaruhi atau merubah tingkah lakunya. Perubahan tingkah laku yang terjadi karena hasil pengalaman tersebut disebut belajar.
Menurut Hamalik belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
Masrun dan Martaniah juga mengatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri manusia baik lahir maupun batin, dan perubahan tersebut menuju kearah perbaikan. Perubahan belajar ditandai oleh perubahan perilaku yang relatif permanen dan disebabkan oleh pengalaman dan latihan. Pendapat-pendapat di atas juga sejalan dengan yang dikemukakan oleh Syah, bahwa belajar adalah sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian itu perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk , lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.
Belajar menurut Slameto adalah merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sardiman mengatakan bahwa seseorang itu belajar karena berinteraksi dengan lingkungannya dalam rangka mengubah tingkah laku. Belajar dapat dikatakan sebagai upaya perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan, seperti membaca, mendengar, mengamati, meniru, dan lain sebagainya. Atau dengan kata lain belajar sebagai kegiatan psikofisik untuk menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Oleh karena dalam belajar perlu ada proses internalisasi, sehingga akan menyangkut matra kognitif, afektif dan psikomotorik.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses dasar daripada perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan perilaku yang baik secara aktual maupun potensial. Perubahan tingkah laku yang dihasilkan tersebut harus bersifat positif yaitu menuju ke arah yang lebih baik dan berlaku dalam jangka waktu yang relatif lama. Perubahan perilaku tersebut terjadi karena adanya usaha yang disengaja dan juga adanya proses pelatihan dan pengalaman.
Literatur
DeCecco, J.P, & Crowford, W.R. 1977. The Psychology OF Learning and Instruction, Educational Psychology (2nd ed). New Delhi : Prentice Hall Of India, Private Limited.
Dalam Soejono, S.M. 1989. Prestasi Belajar Mahasisiwa PMDK & Non PMDK (ditinjau dari Segi Inteligensi, Kebiasaan Belajar, Pendidikan Orang Tua, Status sekolah & Jenis Kelamin Di Fakultas Keguruan & Ilmu pendikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tesis (tidak diterbikan). Yogyakarta : UGM.
Suryabrata 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta : P.T. Raja Grafindo Persada 13 Hamalik, O. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung : “Tarsito” Bandung
Masrun dan Martaniah, S.M. 1973. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Syah, M. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : P.T. Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar